TOE- TOELISAN


29-10-2019

Mursyid adalah orang menunjukkan atau mengajarkan kalimat dan perintah Alloh SWT, apakah semua ulama di Indonesia disebut Mursyid ?... Iyaa, betul. Tidak pada substansial sosok, jika saya mengajarkan kebaikan dan kebenaran yaa Mursyid juga. Diantara sosok yang menunjukkan dan mengajarkan kepada kita kebaikan dan kebenaran banyak sekali, Aa Gym, Adi Hidayat, Syafiq Basalamah, Abdul Somad, Felik dan sederet orang -orang yang paham tentang ilmu Agama yang membawa pendengar dan pengikutnya ke jalan yang diridho'i Alloh.

Tematis ibadah yang diajarkan juga berbeda - beda untuk mendapatkan hasil kedekatan kepada Tuhan Alloh azza wajalla, dari ibadah yang paling ringan sampai yang berat. Ambillah Ilmu walau hanya dari seorang anak kecil atau pelacur sekalipun, itu teori pengambilan keilmuan yang normal, selagi mengajarkan pada kebaikan dan kebenaran.

Mursyid yang baik adalah pengalaman dan analisis tematik secara otodidak,saya bila ada ketidaktahuan atau kurang paham suka sharing dengan seorang lulusan Kairo juga, beliau pendiri pesantren yang saya tidak bisa sebutkan namanya. Semua orang punya Guru tetapi anda tak boleh taqlid buta sama Guru anda, dikhawatirkan anda masuk ke dalam wilayah penisbatan/ pengkultusan sosok, salah salah anda jadi takabbur dan menafikan sosok yang lain. Dalam ajaran Islam itu bebas dalam mendalami keilmuan, namun jika seorang Mursyid menelanjangi Al-Qur'an dan As Sunnah apalagi ingkar dan tidak ada dalam ajarannya maka tinggalkanlah artinya seorang Mursyid mengadakan ritual lain selain petunjuk Alloh dan Rosulnya dan batal menjadi seorang Mursyid karena menambah dan mengurangi apa yang diperintah Alloh dan Rosulnya.

Jadi hati hatilah Muslimiin dan muslimaat apabila duduk di majlis ta'lim, tidak semua Mursyid mengajarkan kebenaran yang hakiki atau qot'i menurut Al -Qur'an dan As Sunnah, karena semakin kita mendamba atau ulama yang duduk perkaranya kurang paham, apalagi banyak menyampaikan sebuah filosofinya sendiri yang tidak ada ajarannya bakalan tersesat dan menyesatkan.

Kemiripan dan hampir akan mirip cara mengajarkan seorang Mursyid pada dasarnya bila kita mendengarkan pengajaran dan penunjukkan perintah Alloh dan Rosulnya semua Mursyid yang ada di Indonesia akan sama menerangkannya, beda dengan Mursyid yang mempunyai motif lain, ingin dianggap tunggal, ingin dianggap paling dipercaya, ingin paling digjaya atau ingin dianggap paling bisa, itulah kesalahan seorang Mursyid. Jika itu terjadi akan memberikan terkotak kotaknya para Mursyidin yang ada, padahal semuanya jika duduk bersama akan satu analisis yang tidak jauh berbeda.

kadang ada satu Mursyid yang menganggap dirinya bisa berhubungan dengan Alloh langsung, ini kesalahan yang dibuat buat, dalam sebuah kajian tematik yang berhubungan dengan Alloh semua orang bisa, bahkan tiap detik dan menitnya tidak lupa dengan keluhuran dan kekuasaan Alloh yang maha pencipta. Bagaimana ?.... Alloh dekat dengan kita bahkan sangat dekat diurat leher kita, artinya denyut kehidupan yang akan kita lalui tidak terlepas dari turun naiknya urat leher kita, dengan apa ?... Setiap tindakan dan realitas kita tidak terputus do'a do'a yang diucapkan pada kebesaran Tuhan Alloh azza wajalla.

Kedua urat leher kita berhubungan dengan sebuah kematian, jodoh ,rezeki dan mati adalah sebuah takdir yang takkan pernah kita tahu, makanya dekat sekali dengan genggaman Alloh azza wajalla, siapa yang bisa menentukan ke tiga hal itu, rasanya tidak ada yang tahu. Jodoh hanya bisa kita berdo'a, rezeki hanya bisa kita minta dan mati hanya bisa kita menunggu, perihal turunnya kita ngga pernah tahu kapan waktunya, sekonyong konyong, tiba - tiba atau ujug-ujug. Wasilah adalah sebuah layanan kepanjangan dari tangan tangan orang, ketika ikhtiar tentang jodoh mungkin bisa, ketika ikhtiar mengais rezeki dan bekerja mungkin juga bisa , ketika kita sakit kita ngga pernah tahu sembuhnya kapan atau malah kematian yang kita terima, dan mematikan nyawa makhluk Alloh tidak membutuhkan harus sakit dulu. Alloh tidak perlu dan memerlukan wasilah namun langsung di beri dengan izinnya dan ridhonya datang kepada kita.

Jodoh, rezeki dan Nyawa hanyalah Alloh yang berkehendak, maka ketiganya perlu kita ikhtiar dan dikhtiarkan Amal kita, ibadah kita, sehat kita dan segala perintah yang diperintahkan oleh Alloh SWT. Istiqomah, Qona'ah, Tawadzu dan Tawakal merupakan realita jiwa kita menghimpun ridho ilahi Robbi. Aamiin yaa Robbal 'aalamiin.

Semua Agama mempunyai kewenangan keras pada eaensi Ayat pada penyebarannya baik sebagai kaidah ibadah dan perintah menyebarluaskan perintah Agama yang di anutnya, tidak pada satu konsep Islam tapi konsep - konsep Agama lainpun demikian adanya. Persoalannya dalam sebuah perintah juga ada beberapa mekanisme penyebaran yang tidak melukai hubungan manusia satu sama lain.

Malahan konsep kemanusiaan lebih diutamakan pada suatu penyebarannya, jadi kalimat radikalisme atau manipulator Agama sama sekali tidak ada. Persoalan kaidah yang disampaikan para penyebar Agama memungkinkan untuk membahasakan secara halus dan hak hak preogratif kewajiban sebagai simbol Aqidah yang kuat dengan menahan ego dan emosi yang terus digembos-gembosi para kepentingan yang lain, padahal NKRI sudah mempunyai ruang lingkup yang puluhan tahun terdidik dan teruji dengan kebhinekaan yang sudah biasa. Namun dari sebuah kompetisi penyebaran Agama merupakan sebuah ritme dan sejarah yang terulang dalam mekanisme siklus yang takkan terelakkan. Cuman kita bisa menghela napas atau mengulur waktu supaya tidak terlalu cepat perubahan sejarah itu dan kembali kepada culture humanisme yang berkembang menurut etika Agamanya masing masing.

Tidak ada satu Agama pun yang merusak akan keutuhan NKRI sebagaimana tonggak-tonggak sejarah mencatat sebagai satu kesatuan masyarakat yang bersatu padu demi NKRI dan satu-satunya jalan bersatu berjuang dari rongrongan penjajah yang sebenarnya.

Saya sebenarnya sudah muak, muka tembok pemerintah itu sama rakyatnya, cadar, cingkrang dan sederet keutamaan ibadah yang menjadi ciri khas umat yang paling taat terus dibilang radikal apalagi bilang teroris, ngga nyambung dan paham pemerintah itu.

Daripada kita jadi bodo atas pernyataan begitu, biarin saja anjing menggonggong kafilah berlalu, itu pointnya. Kita sudah biasa dan rasanya orang dungulah yang ngomong pelarangan itu, cape kita ngurus ngurus statement tolol atau orang-orang tolol. Lebih baik masuk telinga kanan keluar telinga kiri, pura -pura ngga denger atau abaikan. Bila kita mendapat anarkis dari pemerintah sendiri, kita lawan. Itu aja pointnya.

Terus terang dalam usia kurun waktu 40 an, mulai manusia sebenarnya mengerucut pada kehidupan mencari yang lebih aman, para politisi pun jika sudah tidak sepaham atau banyak konflik internal, yaa tidak aman lagi maka cari wadah baru yang pada konsep dan konsensus yang lain. Dan semakin banyaklah partai yang baru dan yang lama mulai terseok dan ditinggalkan dan ujung-ujungnya tereliminasi keluar dengan dalih electoral threshold yang tidak memenuhi syarat. Apa siii harus begitu ?... Tentu demikian, yang jelas paling minimumnya partai dapet jatah dari pemerintah, kabarnya sii sampai triliunan / partai, memang ada yaa. Dinamika anggaran sii apapun bisa saja, asal sama sama mengenyangkan, tapi adakah partai diluar negeri demikian ?.. saya rasa tidak, di Amerika aja cuma ada 2 partai yang berpesta, partai Republik dan partai Demokrat dan dana koceknya masing masing, yaa kadang mendulang dollarnya 5 - 10 tahun sekali karena memang hanya 2 partai, yang silih berganti. Yang kebanyakan jika bertanding terafiliasi dengan anggota anggota partai tersebut sebagai suport dan iklan menggalang dana. Di Indonesia ada keberanian punya kans banyak, maka jadilah partai, yang menjadi terpecahnya suatu partai biasanya kaderisasi yang tidak sistematis, yang beruang bisa jadi duduk langsung, tidak lewat tahapan pengkaderan, di Indonesia bisa saja. Itu sebenarnya yang memecah belah suatu partai. Sedangkan yang dari nol mengurus partai, huuh susah sekali naik dapet danapun hanya kecil dan sama sekali tidak dapat bersaing dengan kapital yang berduit seorang politisi.

Dari sekian banyak partai yang saat ini akan diperhitungkan di 2024, yang akan masih eksis anggota, relawan, simpatisan juga partainya sendiri menurut sudut pandang saya konsensus natural masyarakat Indonesia, PKS , Gerindra, Golkar, Gelora, Berkarya dan PDIP dan sipartai plintat plintut Demokrat, diikuti partai yang tidak disukai oleh umat muslim, ogah nuliskannya aah.. Meskipun masih jauh saya sii hanya menuliskannya saja, cuma saya bisa nyaranin, bila kita mau objektif aspirasi Islam yang sesungguhnya yaa Pilih PKS, karena semua selain itu niatannya sudah pada beda, kalaupun selain PKS, bisa juga masuk Gerindra dan Gelora, itu sii hanya persepsi ku yaa terserahlah, kalian yang dekat dengan mereka mereka kan intinya cari makan, jangan ngomong aspirasi berjuanglah, basi dan muak, selama ini tidak ada yang berjuang untuk rakyat dan masyarakat. Non sen semuanya, kalau bisa sii saya juga ngga bakalan cara kemarin uploading apa yang mereka gemborkan, minta bantuan saja, kagak dianggap dan diabaikan. Yaa sudahlah, ngga masalah. Mungkin bukan jalan dan jaringan politisi yang Alloh tunjukkan. Mungkin harus benar benar berdikari dan mandiri.

Masalah aku diuploading sama Tuhan gerak langkah, pikiran serta yang tersemat dalam diriku sudah sejak dahulu saya merasakannya, kira kira waktu SMA dulu, cuman saya mengabaikannya, karena apa ?... Saya tidak punya kapasitas juga kredibilitas untuk mendobrak hal hal yang saya pikir terlalu irasional bila saya diungkap oleh Tuhan, apa kepentingannya dan sebagai apa ?.... Maka yaa lurus lurus saja, karena sejak keluar SMA saya diberikan kewajiban untuk berdagang sambil mengenyam kuliah 2 semester di STH, Purwakarta. Dan pada tahun 2000 baru menikah dan saya masih konsen untuk hal hal prinsipil dengan istriku dan anakku, ternyata saya rasakan ada pihak pihak ke tiga yang memanfaatkan setiap momentnya dan saya luput dari hal itu, maka dagangku bukan tambah maju, sedikit demi sedikit menguras dan hampir stagnasi, mengalami stagnasi perdagangan beberapa tahun, sampai saya bertanya diriku sendiri Apa dan Mengapa ?... Apa yang salah ?... Yaa, begitulah ceritanya, kata seorang teman, kalau diceritakan panjang mah Menyedihkan dan memilukan, saya tahu orang orang yang berdosa besar sama saya.

Kenapa saya harus cerita sedetail ini, saya mencoba antisipasi hoax terhadap diri saya bahwa uploading Tuhan itu bukan sekarang sekarang, sudah jauh lebih lama, sejak merasakan SMA dulu, dan hampir saja saya menzinahi seseorang dengan pacarku, benar benar hampir khilap, tapi Alloh masih mencegahku karena seseorang itu mau jadi istriku, karena aku pikir kenapa mesti sekarang ?..toh nanti juga jadi milikku selamanya, namun takdir juga lain ternyata istriku bukan pacarku.

kenapa saya ungkap sedetail historynya ?.. karena ini menyangkut saya akan menikah kembali, entah tahun ini atau tahun besok, in shaa Alloh. Dan saya perlu diketahui seluk beluk tentang diriku, sehingga calon istriku dapat mengambil hikmah dan antisipasi segala yang akan dikerjakan dan dimasa depan sebagai jalan literasi dengan maksud membuang kesalahan sebagai sampah kejelekan dan mengambil kebenaran sebagai pahala.

Semua orang merasa kacau dan mungkin tak bisa focus, tapi jika kita seorang beriman justru akan lebih intens pendekatan sama Tuhan, karena memang dunia dipintu kekacauan, tetap focus pada tupoksi masing masing, jangan terlalu mempedulikan orang selama sama sekali tidak berkepentingan, dan jalani hidup sesuai kemampuan dan skill. Karena begitu kita terlibat bukan pada skenarionya Tuhan dan masuk dalam zona zona krusial, tidak akan mendapatkan tempat aman diri, malah kecewa, iri yang ada dan dengki yang tak berkesudahan. Sudahlah, aku juga focus apa yang aku bisa dan bisa saya kerjakan tidak berharaf pada kemustahilan apalagi berharaf pada bayang bayang semu atau belas kasih, tidak sama sekali. Menemukan sosok buyer pun di Jeddah, proses panjang melelahkan, dan semua tidak ada kaitannya sama orang-orang, apalagi orang orangan atau pingin jadi orang atau orang jadi jadian. Hanya orang yang bersangkutan saja yang berkepentingan.

By Ufielutfi

Komentar