TEGURAN

Buat anak anakku tercinta Ludi Fikri Mujaddid dan Fidia Ade Fikri...

Dalam kehidupan bersosial dengan teman sebayamu, satu pesantren, satu angkatan atau satu prinsip tentang idealisme Tauhid Agama Alloh. Berhati hatilah dalam meminjam barang temen, keuangan dan segala macem yang berkenaan dengan teman, tetap harus ada koridor etikanya termasuk pada ruang lingkup hasrat biologis masing- masing.

Yang dikhawatirkan para orang tua semua, meskipun tidak berhubungan dengan para akhwat khususnya laki laki juga wanita dengan para Ikhwan adalah gejala saling menyukai sesama jenis baik itu laki laki disebut homoseksual dan wanita disebut Lesbian. Ini harus dihindari jika kumpul kumpul dengan teman sebayamu.

Merupakan malapetaka bagi kehidupan pribadi maupun orang tua jika kalian pernah melakukan.

1. Alloh melaknat orang-orang seperti itu

2. Bentuk dari kelainan sek rentan pada penyakit mematikan karena penyakit yang diazab Alloh.

3. Barokah rezeki secara individu akan terhambat bahkan terputus dari Alloh .

4. Secara psikologi rezeki Orang Tuanya terhambat bahkan terputus karena anak anaknya melakukan kelainan seksual.

5. Secara Tauhid kalian telah secara tidak langsung Meniadakan adanya Alloh SWT, karena itu bentuk perbuatan yang dilarang Alloh. Dan jatuhnya musyrik dan beralibi falsafah yang lain yaitu hawa nafsu.

6.Bermasyarakat akan menemui hambatan karena perilaku seperti itu akan menular, satu satunya jalan jangan pernah mencoba.

7. Susah menemukan pasangan atau jodoh, karena lawan jenis yang normal tidak suka pasangannya homoseksual atau seorang lesbi.

8. Jika memang hanya sebuah Ijtihad dilakukan hanya sekali itupun harus dengan istri yang sah, cuma satu kali. Demikianpun si istri ke suaminya dengan cara lain ( tangan/alat ) dengan istri yang sah, itupun jika perlu.

9. Madzhab Imam Syafei menyatakan dalam dorongan hawa nafsu jika kita masih sendiri diperbolehkan atau dengan unsur darurot melakukan dengan tangannya sendiri, artinya Onani or Masturbasi berlaku untuk lajang, perawan, duda dan janda. Itupun kalau benar benar dorongan nafsu yang kuat tidak menjadi kebiasaan.

Itulah anak anakku yang selalu papa khawatirkan termasuk orang tua di manapun berada bahkan diseluruh dunia. Apalagi unsur perzinahan dengan lawan jenis sangat sangat dilarang (Haroom) dan akan tergadaikan hukuman qishos, yang masih lajang 80 kali rajam sedangkan yang sudah menikah 100 kali rajam sampai mati. Ini juga sama mata rantainya sangat rumit secara psikologi keluarga dan ketauhidan Alloh azza wajalla, bahkan lebih rumit, bisa bisa kalian bukan anak papa lagi jika hal ini dilakukan karena melakukan zina akan tergadai hukuman dan terputusnya hak Warits kalian..

Supaya tidak terjadi meskipun dalam ijtihadpun masalah ini buruk, maka papapun niat untuk melakukan hal itu dengan syarat nominal finansial papa sudah dalam rekening sebesar yang berbentuk deposit 20 Milyar rupiah, baru berani melakukan dengan istri papa kelak. Semoga kalian berdua baik baik saja, memberikan yang terbaik buat kalian berdua sendiri dan buat nanti kalian memilih pasangan jodoh masing - masing. Dan Jagalah nama baik mama kalian dan papa kalian di manapun kalian berada, dan semoga suatu saat nanti diakhirat berkumpul kembali di Syurga yang dijanjikan Alloh SWT ..Aamiin..

Tapi sesungguhnya point 9 bukan solusi terbaik namun bila tema homo dan lesbi menyerang kalian atau tiba tiba hasrat itu datang dengan membabi buta maka point' 9 baru digunakan. Yaa pada intinya unsur menghilangkan hasrat yang belum waktunya ada point' point' yang dimana lebih maslahah dan baik

1. Biasakan jika sholat khusyu dan berdo'a minta dijauhkan dari unsur maksyi'at.

2. Biasakan baca Al - Qur 'an dengan tartil.

3. Membaca dan menulis cerita pendek atau cerita bersambung membawa kalian ke imaginasi diluar wawasan kalian dan bila membaca kalian akan penuh khazanah Ilmu.

4. Tentukan jadwal kegiatan sehari seperti mandi, mencuci, menyapu dan beres beres rumah.

5. Olah raga rutin yang disukai atau yang dikuasai sehingga menuai event dan Juara.

Anak anakku yang papa hormati dan papa sayangi, betapa hidup ini tidak ada yang bisa menebak dari sebuah takdir, Maka hati hatilah, Ujian orang Sholeh dan Sholehah kencang dan semakin kencang, bagaimana kalian bisa memberikan yang terbaik buat Alloh pencipta kalian.

Papa dan mama sekali lagi hanya pengantar kalian untuk uji kelayakan umat Nabi Muhammad, papa dan mama juga nanti akan dipertanyakan sampai dimana memberikan wejangan, perhatian, nasehat, jika papa wakil mama juga tidak menyampaikan hal hal yang sangat krusial ini, berarti papa lalai dan berdosa. Maka kalian harus camkan setiap ada nasehat mama or papa yang kelak juga, kalian akan mempunyai anak yang beda dari kalian sebuah peradabannya. Mungkinkah Pesantren masih berdiri ?...Entahlah..

Sekali lagi maafkan papa mama yang tak bisa maksimal memberikan kebahagiaan untuk kalian, mungkin takdir kita harus berbeda dengan orang lain, supaya kalian lebih kuat menghadapi tantangan zaman yang akan datang. Persiapkanlah dengan Ilmu dan wawasan kalian... Aamiin.

Semoga keluarga kita mama, papa, aa, dan Kaka mampu menjadi pemenang memperjuangkan hak hak Alloh dengan jalan jihad menjadi mujahid, mujahidah dan mujtahid , mujtahidah..Aamiin

Ikhlas Berbuat Baik

Ada cerita tentang seorang santri yang sudah pulang ke rumah setelah dua tahun belajar di sebuah pesantren. Santri ini seorang yang rajin dan salehah. Sebelum ikut pesantren dia sudah rajin beribadah, maka tidak heran apabila sesudah lulus dari pesantren dia pun semakin rajin.

Lalu, setibanya di rumah dia bangun pagi-pagi untuk shalat tahajud, selanjutnya menyapu, mengepel lantai, mencuci piring, dan memasak air. Menjelang subuh, setelah semuanya selesai, dia beranjak beristirahat di sofa dan tertidur.

Santri itu memiliki seorang adik yang baru duduk di sekolah dasar. Adiknya ini terbangun hendak pergi ke kamar mandi. Tiba-tiba dia terpeleset ringan, dengan tangannya yang menempel pada kain pel yang ada di pinggir. Pada selang waktu yang sama, orangtua mereka juga terbangun. Orangtuanya menyangka kalau adiknya ini sedang mengepel dan bersih-bersih rumah.

Maka, disanjung dan dipujilah adik. Adapun santri yang tertidur di sofa tadi, dia dibangunkan oleh orangtuanya sambil dimarahi. Percuma saja menjadi santri dan tidak ada gunanya dua tahun belajar di pondok pesantren katanya. Dia dianggap tidak bisa lebih baik dari adiknya yang masih kecil.

Apabila kita mengalami kejadian serupa, kita tidak perlu membela diri, sakit hati, apalagi berbalik menyakiti, Sesungguhnya, Allah melihat semua yang kita lakukan dan Allah pasti senang melihat kita berbuat baik.

Allah Ta'ala yang membangunkan adik dan orangtuanya, lalu membuat sang adiknya terpeleset saat dia tertidur kelelahan. Semua itu merupakan ujian keikhlasan bagi santri tersebut. Pada waktunya, Allah akan membukakan kenyataan sesungguhnya dan sangat mudah bagi-Nya untuk membeberkan seluruhnya.

Maka, apabila kita memiliki usaha jasa kepada orang lain, layanilah para pelanggan dengan baik. Semua kebaikan itu bukan bermaksud untuk menarik mereka datang kembali, tetapi cukup sebagai amal saleh agar Allah meridhai. Soal ramai atau tidak yang menggunakan jasa kita, serahkan kepada Allah karena Dialah yang mengatur segalanya.

La haula wala quwwata ila billah. Semua makhluk tidak memunyai daya dan upaya, termasuk hatinya. Kita tidak perlu berharap disukai orang lain karena tidak mungkin orang akan suka kepada kita apabila hatinya di balikan oleh Allah untuk tidak suka. Kita tidak perlu merekayasa atau melebih-lebihkan perbuatan agar dicintai orang karena Allah yang membo|ak-balik hati manusia.

Bagi para pedagang, berdaganglah dengan jujur dan berilah pelayanan terbaik tanpa bermaksud agar disukai pembeli, apalagi sampai menjelek-jelekkan pedagang saingannya. Bagi siswa-siswi yang ingin memuliakan guru, lakukanlah tanpa berharap disayang dan diberi nilai tinggi. Pastikan diri kita tidak berstrategi mencari perhatian guru.

Ada yang membeli atau tidak dagangan kita, terserah Allah yang menggerakkan. Diperhatikan atau tidak oleh guru, semua ilmu hanyalah Dia yang memiliki. Cukup ikhlas saja dalam berbuat baik. Yakinilah bahwa seluruh makhluk itu ada dalam genggaman Allah Ta'ala. Jika niatnya selain Allah, apa yang kita lakukan hanya akan berakhir dengan kegelisahan dan kekecewaan.

Begitu pula kalau ingin membersihkan rumah, kita jangan menunggunya saat ada tamu. Jika ingin membersihkan pekarangan dan lingkungan, bersihkan saja tanpa berharap piala Adipura. Ketika ingin berbuat baik dan menolong orang lain, kita tidak usah berharap dan menanti ucapan terima kasih. Kita berbuat baik tidak berurusan dengan bonus, kamera, dan pencitraan.

Jadi, dalam berbuat baik, membantu dan menolong urusan kita hanya kepada Allah Ta'ala. Perkara ganjaran dan rezeki serahkan kepada-Nya. Dengan begitu, Insya Allah hidup kita lebih tenang, tenteram, dan bahagia. Sekali pun seandaikan orang yang ditolong atau dibaiki malah menghina, kita tetap tenang.Tujuan kita hanyalah Allah Ta'ala. 'Dan Dia bersamamu di mana pun kamu berada." (QS. al-Hadid [571:4).

Allah Mahadekat, Maha Melihat, dan Mahakuasa untuk memberi balasan dengan sempurna. Allah lebih tahu keperluan hidup kita dibanding diri kita sendiri. Adapun balasan dari-Nya tidak harus saat itu juga. Apabila datang waktu bagi Allah untuk memberi ganjaran, tidak ada seorang pun yang bisa menghalangi. *

"Kalau kita berbuat baik, lalu dituduh tidak baik, tetaplah tenang. Allah Ta'ala pasti menyaksikan dan tidak akan menyia-nyiakan semua yang kita lakukan."

#CopasWAG

Jum'ah Mubaarokah ❤️

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --

Umar bin Khattab dikenal sebagai khalifah yang peduli dengan rakyat. Dia adalah seorang pemimpin yang tegas. Tidak hanya itu, Umar juga suka menolong rakyatnya.

Pada suatu hari, Umar bin Khattab melakukan perjalanan seorang diri ke luar kota. Dia ingin melihat langsung kondisi rakyat yang dipimpinnya.

Umar pun sampai di padang rumput. Dia melihat ada seorang anak yang sedang mengembala kambing-kambingnya. Umar sangat tertarik dengan kambing-kambing yang digembalakan anak itu. Dia pun menghampiri sang pengembala.

Umar berkata, "Wahai pengembala, banyak sekali kambing-kambingmu. Bersediakah kamu menjual seekor kambingmu itu kepadaku?"

"Maaf tuan, kambing-kambing ini bukan milikku. Aku hanya pengembala yang bekerja menerima upah saja. Kambing-kambing yang banyak ini adalah milik tuanku," jawab pengembala itu.

Umar pun terus membujuk pengembala itu untuk menjual kambing-kambing yang digembalakannya. Dia pun berkata, "Wahai pengembala, majikanmu tidak akan tahu jika kamu menjualnya kepadaku seekor saja. Karena tidak ada orang yang tahu jika kamu menjual seekor kambing milik majikanmu kepadaku."

Si pengembala menatap wajah Umar. Dia pun berkata, "Wahai tuan, engkau benar tidak ada satu pun orang yang tahu jika aku menjual seekor kambing milik majikanku. Tapi, di mana Allah, tuan? Dia selalu melihat apa yang diperbuat oleh makhluk-Nya."

Seketika itu Umar bin Khattab meneteskan air mata. Dia sangat kagum dengan kejujuran si pengembala yang tidak mau melakukan tindakan yang tidak terpuji.

VKemudian khalifah Umar bin Khattab pun meminta kepada si pengembala untuk mengantarkannya kepada sang pemilik kambing-kambing itu. Setelah sampai di tempat yang dituju, maka Umar bin Khattab bertanya kepada pemilik kambing tersebut, "Apakah saya boleh menebus budak pengembala ini, dengan maksud untuk saya merdekakan?"

Jawab sang majikan, " Boleh saja, asal cocok saja tebusannya."

Setelah terjadi tawar menawar, khalifah Umar bin Khattab pun membeli si pengembala itu. Selain itu, dia pun membeli beberapa ekor kambing milik majikan si pengembala.

Kemudian dia pun pun berkata anak ( si pengembala), "Sekarang kamu sudah saya tebus dan kamu akan saya merdekakan. Saya kagum dengan keteguhanmu dalam memegang amanah." Umar bin Khattab pun menyerahkan beberapa ekor kambing yang dibelinya kepada si pengembala.

Anak itu (pengembala), sangat senang sekali mendengar perkataan Umar bin Khattab. Dia merasa takjub terhadap kebaikan Umar yang baik hati, dan barulah kemudian dia tahu bahwa ia sedang berhadapan dengan seorang khalifah. Si pengembala itu pun menngucapkan terima kasih atas kebaikan Umar yang telah membebaskan dirinya dan memberikan beberapa ekor kambing.

I Love You my Childs

Komentar